At the first glance, desain kemasannya agak poor. Meskipun saya bukan seorang desainer (dan gak pernah menghasilkan suatu desain, hehe) tapi sekilas saya melihat produk ini gak akan membuat saya ngerasa, “oh my god, kemasannya lucu banget, I have to try this product!”.
In my humble opinion, kardusnya terlalu rame informasi yang bikin saya nggak fokus mau ngebaca informasi yang mana dulu. Mungkin sebaiknya informasi-informasi tersebut “dipadatkan” dalam selembar kertas saja. Beralih ke desain tube. Penampilan tubenya sendiri mengingatkan saya pada produk-produk awal tahun 2000-an. When I looked at the yellow and white gradation, I suddenly think, “is it really designed for millenials?”. Kenapa nggak kuning aja semuanya sekalian? Saya rasa tampilannya akan lebih “manis” apabila cap dan tubenya diberi full warna kuning tanpa adanya “interupsi” dari gradasi-gradasi nggak jelas kayak gitu.
Untuk bahan tubenya sendiri, saya suka banget kok. Kokoh, nggak “lembek”. Tutupnya pun juga menempel dengan bagus. The good news beside the bad appearance is, the pointed tip! We all love pointed tip! Kemarin-kemarin kayaknya Garnier masih belum memikirkan poin yang satu ini. So I think the pointed tip is total WIN this time. Dan lagi, kemasannya gak bulky jadi mudah saja saat dibawa travelling.
Saya suka semua komponen isinya. Aroma lemonnya memiliki efek menenangkan. Menurut saya aromanya nggak akan jadi masalah untuk kaum hawa maupun kaum adam. There’s no any greasy feeling at all. Mudah menyerap.
Teksturnya mendekati tekstur yoghurt yang sebenarnya. Sesuai dengan nama produknya. Untuk warna saya nggak ada masalah sih. Mau itu krimnya warna kuning, pink, coklat, abu-abu, selama nggak menimbulkan efek buruk pada wajah, ya nggak masalah. Nettonya saya yakin sudah lebih dari cukup untuk pemakaian berbulan-bulan. Ini cuma krim untuk wajah, kenapa harus banyak-banyak? Hehe.
Cara menggunakannya pun cukup mudah. Tinggal oleskan krim pada malam hari secara merata di area wajah dan leher yang telah dibersihkan. Hindari daerah sekitar mata. Tidak perlu dibilas. Oh ya, saat pertama kali mencoba produk ini, saya nggak terlalu berharap banyak dengan klaim "mencerahkan kulit kusam". Nggak menimbulkan breakout pun sudah cukup bagus. Yang terpenting, sleeping mask ini terasa lembab dan nggak membuat kulit wajah saya menjadi kilang minyak di pagi hari. After a week, honestly, nggak ada perubahan tone kulit yang signifikan. Hanya saja ketika bangun pagi, kulit saya terasa lebih lembab dibandingkan sebelum memakai produk ini.
Last but not least, I will buy and recommend this product to my friend! Why I want to buy this product? Karena baru kali ini saya menemukan sleeping mask yang harganya murah dan bisa dibeli di mana saja. We all know that sleeping mask dari Korea itu harganya mahal. So I think this one can be an option for your night time (cheap) skin care routine. Next time mungkin saya juga pengen coba serum pencerahnya.
Pros:
- HALAL
- Travel friendly
- Pointed tip
- Nice smells
- Cheap
- Mudah dibeli di mana saja
Cons:
- Poor tube design (reminds me of 2000's products)
- Desain produk yang terlalu serius dan rame
Kenalan dengan Rizqa Muthmainnah lebih lanjut lewat akun berikut.
Website http://arpeggiofromhell.wordpress.com/
Tertarik menjadi reviewer dan mencoba barang secara gratis? Ikutan program Get Items sekarang!